Selasa, 31 Juli 2012

Spiritual adalah Mematikan Raga MenghidupkanBathin (Jiwa)

Spiritual adalah pengolahan jiwa. Pengolahan jiwa yang melingkupi pada proses pengolahan  cipta, rasa, dan karsa. Pengertian ini adalah pengertian yang biasa dipakai oleh para pelaku spiritual aliran kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa atau aliran  Kejawen. 

Sedang dalam bahasa saya,  spiritual adalah sebuah proses perjalanan hidup manusia  untuk memperbaiki akhlaknya. Pengolahan kepribadian dan karakter manusia yang meliputi pemikiran, perasaan yang bermuara pada hati  dan akhirnya akan dimanifestasikan dalam sikap lahir. Pengolahan rasa dan jiwa yang baik diindikasikan dengan perilaku yang bernilai, yang bertanggung jawab. Jika manusia sudah melakukan proses pengolahan bathin tetapi mempunyai perilaku yang kurang baik, maka bisa diartikan proses belum berjalan dengan baik, masih memerlukan proses yang lebih panjang.

Belajar spiritual adalah belajar mengenal dunia  yang tidak  dapat dilihat oleh mata telanjang. Dunia spiritual atau yang biasa disebut dengan dunia batin tidak hanya dunia mahluk halus saja. Dunia mahluk halus hanyalah sebagian kecil dari dunia ghaib.

Dalam pengertian yang lebih luas proses spiritual dimulai dari mengasah rasa. Mengasah rasa dimulai dengan penggemblengan diri secara fisik. Proses secara fisik dimulai dengan mengendalikan dan mengurangi kenikmatan lahiriah. Pada intinya adalah pengendalian diri dengan segala bentuk kenikmatan duniawi dan kesenangan diri.

Pembukaan proses bathin pada aliran kejawen biasanya dimulai dengan  dengan puasa. Berbagai macam paguyuban mempunyai kebiasaan masing-masing.  Jenis-jenis puasa tergantung jenis aliran spiritual yang diikutinya. Jika mengambil aliran kejawen biasanya akan mengambil hari puasa berdasarkan neptu, atau jumlah hari 40, jumlah hari 100 dengan memperhitungkan jumlah angka hari dan pasaran. Misalnya ngapit  jumat kliwon, seloso kliwon. Ada juga yang mengawali dengan puasa neton, atau puasa hari lahirnya. Aliran Kejawen memang identik dengan hitung-hitungan hari, neptu. Makna hitungan hari dan pasaran, arah hari dsb.

Aliran kejawen yang sudah berada di betawi ada yang dimulai dengan puasa ngadem,  laku prehaten tanpa mengkonsumsi garam, gula, daging, pedes. Laku ini relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan puasa di Jawa yang diawali dengan puasa mutih (ngepel) atau puasa ngebleng.

Lain halnya orang yang belajar spiritual dengan para Kyai. Ritual yang biasanya dilakukan oleh kaum Nayidin ini biasanya diawali dengan pembacaan surat-surat pendek, wirid dengan jumlah bacaan tertentu dan jam-jam tertentu. Tetapi puasa ala Nabi Muhhamad  SAW tetap dijadikan laku wajib sebagai bagian dari proses penggemblengan diri.

Hakekat spiritual adalah pendekatan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, menghidupkan hati, menyalakan dunia batin. Secara garis besar bisa diartikan mematikan raga untuk menghidupkan bathin. Bagi kaum muslim maka pengertian bathin di sini sebenarnya erat kaitannya dengan hati, membersihkan hati.

Puncak proses spiritual bagi kaum hindu adalah hari nyepi,  mematikan  kenikmatan semua panca indra. Sehingga apapun yang dilakukan untuk proses spiritual, apapun lakunya, akan menjadi bermakna apabila kuncinya adalah untuk proses pengendalian diri, mematikan raga.

Matikanlah ragamu, maka bathinmu akan hidup.







Kamis, 12 Juli 2012

Menerima

Manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan
tidak ada yang salah dalam setiap langkah

semua emmpunyai ekseimbangan
banyak kurang
banyak lebih
sedikit kurang sedikit lebih
seperti sebuah gunung amplitudo
frekuensi
berada di mana frekuensi
berapa besarnya

melihat banyak kekurangan seharusnya bisa mencari kelebihannya
hingga tidak pernah putus perasaan bersyukur dan menerima segala yang ada

menerima semua lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya

dedicated for you my son
and you... 


Rabu, 11 Juli 2012

Perjalanan Gua Gong Bali

Tujuan ini sebenarnya tidak saya sengaja. Sebelum berangkat saya melihat foto Gua Gong di internet, entah kenapa saya punya keinginan untuk melihatnya.

Tanggal 8 Juni 2012 saya diantar oleh pak kadek ke Gua Gong, ternyata tempat itu adalah sebuah pure. Ada syarat yang harus dipenuhi untuk masuk ke sebuah pure, baik busana, sesaji dan niat baik. dan waktu itu saya dalam kondisi dekil, belum mandi, kaosan celana panjang, standar kumuh banget. wajar kalau orang yang saya temui tidak memberi appresiasi .

Masih kebetulan, pada saat yang sama ada sepasang suami istri yang selesai melaksanakan doa, dan mempunyai dupa lebih dan membawa baju adat, akhirnya saya dikasih pinjam dan bisa masuk. Tentu saja setelah Pak Kadek  berjuang untuk meminta ijin kepada pemangku yang ada di sana.

Dari proses semedi saya melihat keadaan sekeliling secara batin, saya bertanya sebenarnya tugas apa yang saya harus lakukan hingga jauh-jauh dari yogya saya harus kesini. Ternyata saya melihat mahluk hitam terikat, saya berusaha melepaskannya. Mahluk ini besar. Setelah ikatan selesai dibuka, ternyata mahluk ini berwarna kuning dan dapat lepas. Sudah selesai saya  ke bawah. Lokasi gua Gong berada di ketinggian bukit yang menghadap ke dataran rendah dan bisa melihat pemandangan yang membentang Sekitar Goa Gong sangat  gersang.

Jika segala sesuatu sudah ditugaskan,  maka segala kemudahan akan menyertai. Dari enam orang yang bertemu disana, Pak Kadek, saya, Pak Seniman dan adiknya (seorang pemangku ) dan sepasang suami isteri semuanya  baru pertama kali menginjakkan kaki di Gua ini. Tidak ada yang kebetulan, buat saya hikmahnya adalah kemudahan untuk masuk ke lokasi pure.

Pada hari ketiga setelah dari Gua Gong, Pak kadek  menyampaikan informasi. Berdasarkan informasi saat saya sedang melakukan meditasi, pak Kadek melihat  ada dewa Syiwa di sebelah saya dan Pak Kadek  melihat mahluk hitam. Setelah saya kembali ke Yogya pak Kadek menginfokan kembali bahwa  Naga itu adalah Naga Gombang yang sedang dalam kutukan dan saya telah  melepaskannya. Naga Gombang  adalah naga bencana alam, dengan dilepaskan tidak akan terjadi bencana alam. Informasi terakhir ini adalah informasi dari pemangku di Bali.

Dimana naga itu sekarang? Saya melihat naga itu ada di suatu tempat di Jakarta.

Terimakasih untuk Pak Kadek, Pak Putu Agus Suradnyana, Ibu Laode, Mas Hasto Kristiyanto untuk semua yang diberikan. Semoga menjadi berkah buat semuanya

Belajar Spiritual

Sudah lama saya ingin membuat blog khusus tentang dunia spiritual dan berbagai hal yang melingkupinya. Kali ini saya akan menulis pengalaman pribadi dan pengetahuan yang saya dapatkan selama proses spiritual yang telah dijalani.

Ini adalah sebuah jejak langkah
sebuah perjalanan batin dan spiritual
yang bisa membuka dua dunia
antara yang ghaib dan yang nyata
dua dunia yang sama-sama ada

kadangkala dunia ghaib dinafikkan dalam dunia nyata
sedangkan kehidupan yang sebenarnya adalah keseimbangan perjalanan dua dunia
berdampingan seiring sejalan dalam harmoni
keselarasanan dalam gerak dan langkah
untuk mencapai masa depan dan negeri yang lebih baik 

pembelajaran spiritual adalah pembelajaran untuk pembentukan akhlak yang lebih baik
bukan untuk bisa ini dan itu dalam bentuk kesaktian dan kemampuan duniawi

kemampuan manusia dalam hal laduni (duniawi) hanyalah efek samping dari perjalanan suatu proses spiritual
dunia spiritual adalah menghidupkan jiwa
menyalakan hati
dan mematikan raga

hingga tiba saatnya nanti tercapai harmonisasi antara lahir dan batin
seiring sejalan
dalam memaknai kehidupan yang harus dilewati