Rabu, 11 Desember 2013

Wahyu Keprabon Salah Pilih Tempat

"Sebentar, nduk". Ki Juru Martani memanggilku dengan wajah tersenyum. Aku melihat sekilas, senyumnya bermakna aneh. Hatiku curiga, biasanya jika  Ki Juru tersenyum  tidaklah mungkin tanpa makna, makna iseng dan jail. Isi kepalanya selalu bundet dan ruwet.

Masih dengan wajah curiga aku menjawab sapaan Ki Juru, "ya, Ki?"

"Aku mau menyampaikan hal yang masih mengganjal di pikiranku, sesuatu yang tidak biasa".
"O ya? Apakah itu terkait dengan saya?"
"Ya pasti tho, nduk. Karena memang begitulah adanya, kamu itu pepunden hati para sesepuh, kelangenannya kami. Segala sesuatu yang menyangkut dunia batin nusantara ini tidak akan jauh-jauh dari dirimu".

Aku tidak dapat menutupi rasa curigaku, Ki Juru adalah perlambang kemenangan strategi perang, puncak keilmuan bathin, tetapi Ki Juru juga gudangnya keisengan, meledek, dan mengerjai orang. Dan aku, sebagai satu-satunya momongan, adalah korbannya yang tak pernah ada habisnya.

"Wahyu keprabon atau wahyu kedaton perlambang sebuah titisan, sebuah wahyu yang melambangkan anugrah sebuah kepimpinan negeri, puncak kekuasaan adalah impian dan pujaan dari setiap pemuja kekuasaan. Perempuan yang menjadi wadahnya juga perempuan pilihan, bukan sembarangan. Selain ayu dan cantik, biasanya adalah turunan ningrat, berdarah biru. Seorang Ken Arok tega membunuh Tunggul Ametung dengan Keris buatan Mpu Gandring untuk mendapatkan Ken Dedes. Seorang penguasa akan kehilangan wahyunya jika pendampingnya sudah meninggal. Begitulah  hebatnya kebesaran wahyu keprabon yang manjing kepada perempuan sebagai perantara, pemegang wahyu kedaton. Wahyu keprabon, pralambang puncak kekuasaan negeri, begitu mempesona, hingga siapapun pasti menginginkannya".

Ki Juru berhenti sejenak, diam, sekilas melihatku. Perasaanku mulai terasa tidak enak tetapi aku berusaha tetap diam tanpa ekspresi menunggu penjelasan Ki Juru.  Kupasang pendengaranku, dengan menahan diri untuk tidak meninggalkan paseban agung. Melihat Ki Juru tersenyum aku semakin curiga.

"Lha sekarang ini jamannya memang sedang jaman edan, jamane kowalik walik, ireng dadi putih, apik dadi elek, elek dadi apik. Sampai namanya wahyu keprabon kewalik dadi wahyu kedaton. Putri yang kepanggonan wahyu kedaton sing biasane ayu kemayu  mawiru-wiru, lha kok yo saiki melu kowalik walik. Kebalik yang parah sekali, masak sesuatu yang demikian besar dan demikian agung kok ya jatuh di dirimu. Hahahha". Ki Juru tertawa terpingkal-pingkal. "Kamu itu sudah  tuwek, jelek, ireng tuntheng koyo areng tur lemu ginuk-ginuk menuk menuk. Kelakuannya saja  kurang ajar, nyelelek, ora sopan, ora iso dithotho. Jauh dari sopan, jauh dari bener. Jangankan mau mengambil sebagai pendamping hidup, melihat saja males, apalagi mendekat. Hoa hoa...", sungguh Ki Juru tertawa tergelak-gelak tanpa dapat dikendalikan lagi, dan berikutnya aku menyusul tertawa walaupun tidak sekeras Ki Juru. Kami tertawa bersama-sama. Benar saja, kecurigaanku tidak salah, tetapi apa yang disampaikan Ki Juru benar-benar lucu. Sungguh Ki Juru adalah simbol kelucuan di dunia jagad bathin, dunia para sesepuh. sebagai satu-satunya korban ledekan Ki Juru, lama-lama aku sudah kebal. Gurauannya selalu membuatku tertawa, lucu dan tidak pernah membosankan.

"Ki Juru, bagaimana mungkin saya bisa cantik menarik, jika setiap hari harus berlatih di bawah paparan matahari siang. Malam harus berlatih di alam terbuka. Jadilah saya yang gagah perkasa hitam legam bagaikan Mahapatih Gajahmada, kebungkus awak wadhon." 

"Kuwi awakmu lemu opo pothok (kekar), tho?" Ki Juru masih tersenyum meledekku. 
"Otot kawat balung wesi tapi gosong, Ki", aku menjawab tak mau kalah. 

"Otot kawat balung wesi sing koyo Werkudoro kuwi yo tetep gagah pidhekso, khi nduk. Iki otot kawat balung kayu seko glugu tur wes gimbur-gimbur, hahahhaha". Ki Juru berusaha menahan ketawanya, dan melanjutkan,"Yo yo yo, memang harus jatahnya sekarang ini pemangku Wahyu keprabon harus yang berbadan kekar berhati jembar, dan ada lagi, harus edan dan gendeng. Gandeng sekarang ini jamannya jaman edan, maka harus dihadapi dengan berpikir seperti layaknya wong edan. Dan kamu? hahahhaa, kamu adalah orang yang memenuhi syarat ini. Membawa tugas berat, harus kuat raganya, kekar, biar tidak gampang jatuh terkena serangan-serangan maut. Otaknya tidak waras, edan tenanan dan memang kurang ajar dari bawaan bayinya, untuk menghadapi orang-orang dan tatanan jaman yang sudah menggila, mengobrak-abrik tatanan yang sudah tidak layak dipertahankan. Memandang dari sudut yang terbalik, hahahaha, gendukku sing ayu dewe emane kok uthekke gendeng. Menyerang dari arah yang sama, tentu sjaa tidak akan berhasil, karena mereka sudah menyusun pagar tembok dari bethon, yang tak akan hancur diserang oleh wedhus gembel sekalipun. Kali ini kamu harus melakukannya dari sisi yang berbeda, dan ini hanya bisa dilakukan oleh  orang-orang yang memang dasarnya utheknya sudah kewalik-walik sepertimu. Uthek bundet tur ruwet, nanging kok ya cespleng tho ya. Cerdas dan mumpuni walaupun athinya sak tumlik, cilik, tur nangisan. hahahhah". Ki Juru mengakhiri pituturnya dengan tertawa terbahak-bahak. 

Sungguh sudah kebal rasa hatiku mendengar semua guyonan dan celelekan ala Ki Juru, guyonan waton tur maton. Melaksanakan tugas berat memang membutuhkan bekal yang tidak sedikit. Aku harus mampu melakukan olah rogo, dengan melakukan gerakan dan olah nafas di bawah paparan matahari, sedangkan untuk mengolah kekuatan rasa, juga harus dibarengi dengan olah raga di bawah paparan rembulan, udara malam yang dingin dan menusuk tulang. Semua harus seimbang, bahkan kadangkala diselingi dengan berendam air di sungai tempuran atau di pinggir pantai. Urip kuwi laku, urip kuwi laku kanthi mlaku, mlaku kanthi laku. Sebuah putaran kehidupan yang satu menajdi bagian yang lainnya, jangan pernah memisahkannya. memisahkan berarti menghilangkan maknanya. 

Kekuatan bathin harus berada di dalam raga yang kuat. Kekuatan bathin akan menjadi lebih bagus lagi jika disertai dengan kemampuan intelektual. Tiga hal yang tidak dapat dipisahkan, cipto, roso dan karso. Semua saling berkaitan, menjadi dukungan dalam setiap langkah. Cipto mendukung karso, roso didukung cipto, begitu seterusnya. Niat dan semangat adalah bagian dari tindakan. Tindakan berasal dari pemikiran yang sudah tertata. Tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain. 

Tugasku kali ini memang tidak mudah, memegang tanggung jawab negeri, pemegang wahyu keprabon, menata negeri, membuat sistem bernegara  dan membawa negeri ke arah yang lebih baik, sesuai dengan cita-cita para pendiri negeri. Melakukan pekerjaan di dunia bathin, memulai hakekat perubahan, hakekat penataan negeri dengan memulai dari sisi bathin.  Negeri ini adalah negeri  kehidupan, kepundan bumi. Menata sisi bathin dan diharapkan sisi lahirnya akan mengikuti. memutar cakra manggilingan, meniupkan hawa kebenaran dan pemikiran yang berpihak kepada rakyat. Memusnahkan sebagian besar angkara murka yang sduah mendarah daging di bumi nusantara. Melaksanakan tugas negeri, tugas bathin. Tugas yang mau tidak mau harus dilakukan, suka tidak suka, seberat apapun, sesusah apapun. Menerima dengan iklas, melaksanakan dengan pasrah, menjalani dengan keyakinan.

Kebesaran sebuah negeri dapat dicapai jika di bathin yang melingkupinya  tercipta keseimbangan semesta. Semesta lahir bathin. Menata sesuai dengan proporsinya. Sehingga semuanya tidak ada yang saling mendominasi, saling menginjak. Demikianlah diperlukan kemampuan spiritual dan intelektual dari pemimpin negeri nusantara, karena negeri ini adalah negeri spiritual. melihat hanya dari sisi lahir sama saja kita menafikkan dunia bathin yang berpengaruh besar pada kehidupan negeri ini. Hanya kepada beliau-beliau pemimpin besar dengan lambaran spiritual yang bisa menjadi besar. Jangan berharap negeri ini dibawa kepada negeri berdasarkan syariat dari tanah seberang, karena jiwa dan roh negeri ada di sini. 

Melihat situasi sekarang ini, sepertinya memang belum ada yang  layak untuk mendapatkannya. Wahyu keprabon membutuhkan syarat dan ketentuan bagi yang mendapatkannya. Si penerima harus mumpuni lahir dan bathin, berkarakter kuat dan baik. Masih ada waktu untuk berbenah, untuk menata diri, menyiapkan kemampuan diri agar pantas dan layak. 

Memimpin negeri artinya menyerahkan hidup dan dirinya untuk nusantara. menghilangkan aku, memberi dan bukan menerima, menjadi pengayom dan bukan untuk diayomi. mengendalikan dan bukan untuk dikendalikan. Menjadi panutan dan bukan menjadi pengikut. Menjadi pemimpin dan bukan yang dipimpin. Menentukanm arah perjalanan negeri dan bukan mengikuti arah. Sungguh sesuatu yang tidak bisa dinalar dengan otak dan akal manusia biasa. 

Tetapi demikianlah adanya. Dunia bathin yang sempat sumpek, kisruh, tanpa ada pemimpin, tanpa da yang mengaturm, tanpa tatanan, perlahan tapi pasti sudah mulai terlihat arahnya, terlihat tatanannya. menjadi penyegar dalam kehidupan bathin, menjadi pemimpin dan menjadi panutan. Dunia bathin adalah cerminan dunia lahir, menata bathin artinya menata dunia lahir. Melihat arahnya maka semuanya berani berharap bahwa negeri ini sedang memulai langkahnya untuk berbenah, sama dengan yang terjadi di sana. 



Selasa, 03 Desember 2013

Spiritual dan Agama

Akhir-akhir ini ketika beberapa orang sudah melakukan diskusi dengan berbagai macam latar belakang, saya malah bingung sendiri. Jika diskusi dengan orang berlatar belakang spiritual  agama akhirnya sama malah diomongi ngga bener. Bila diskusi dengan latar belakang spiritual murni, kebenaran universal maka saya juga dibilang aneh, karena dianggap memihak pada ajaran tertentu. Repot.

Jika disuruh memilih saya akan memilih diam dan tidak berdiskusi, jika saya disuruh memilih beragama apa, saya memilih tidak beragama. Wadeew alamat saya dianggap melanggar Undang-Undang bernegara, lebih repot lagi.

Spiritualitas dan agama adlah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. satu sisi mengisi sisi lainnya, melengkapi. Spiritual adalah pengolahan jiwa, pengolahan bathin yang bertujuan akhir untuk mendekatkan manusia dengan Tuhannya, bukan hanya sekedar sebuah proses bathin, olah jiwa untuk memperoleh kemampuan tertentu.

Ada beberapa paham yang melatarbelakangi orang belajar spiritual. Tanpa disadari manusia sudah berada di dunia spiritual ketika melakukan doa, ketika memilih salah satu agama, menjalankan keyakinan dan melakukan ibadahnya. Doa adalah salah satu manifestasi dari keadaan spiritual, tanpa disadari manusia telah berusaha memasuki dunia spiritual dengan segala keterbatasannya.

Seringkali terjadi perbedaan pemahaman, ketika seseorang memahami dunia spiritual, melihat dari mana asal muasal belajarnya. Mengingat dunia spiritual bagaikan dunia nyata yang beraneka ragam aliran dan spesifikasinya, bisa dianalogikan dunia keilmuan yang dibagi dengan jurusan-jurusan. Ekonomi, sosial, tehnik dst. Dalam dunia spiritual juga terbagi-bagi menjadi berbagai macam jurusan. Mulai dari jurusan ilmu keselamatan akherat, untuk bekal orang yang sudah mati, di dalam ilmu Kejawen sering disebut dengan ilmu kasepuhan. Sedangkan di dalam khasanah Islam seing disebut dengan dunia Islam Sufi.

Ada lagi yang belajar mengenai pengobatan. Pengobatan spiritual masih dibagi-bagi lagi dalam berbagai jurusan, pengobatan dengan energi. Jika di kejawen ada energi alam dengan istilah Makdun Sarpin, pernafasan dengan mengambil energi tanah. Jika di Islam menggunakan kekuatan wirid atau zikir. Banyak cara untuk melakukan pengambilan energi ini, mengingat di alam semesta ini begitu banyak energi beterbaran, dengan berbagai macam jenisnya. Dan kita sebagai manusia bebas memanfaatkannya. Di dunia nyata energi ini terwujud menjadi energi listrik dsb.

Spiritual adalah pengolahan jiwa, bathin, proses mendekatkan manusia dengan Tuhannya. Agama adalah bagian dari proses spiritual. Dalam perjalanannya agama adalah proses yang melingkupi untuk menuju kecerdasan spiritual. Walaupun  banyak kalangan agamis menganggap spiritual adalah salahbsatu cara untuk memperkuat keyakinan beragama. Ya, tergantung darimana memandangnya. Bagaikan ayam dengan telor, telor dengan ayam. Dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan satu persatu.

Dunia ini diciptakan lengkap dengan segala yang terkait di dalamnya. Tatanan, hukum alam, dunia ghaib, dunia bathin. Dunia dan seisinya lengkap. Semuanya diciptakan secara bersamaan. Hukum alam   bersifat mutlak, pasti.

Dunis diciptakan dengan berbagai perbedaan. Luas dan tak terbatas, tak mungkin otak manusia menjangkau secara lengkap bagian perbagiannya.

Jumat, 29 November 2013

Pendamping Spiritual

Pendampingan spiritual adalah pendampingan yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh spiritual kepada konsumen yang membutuhkan. Namanya saja pendampingan spiritual, tentu saja pendampingan ini bermacam-macam bentuknya. Ada yang menggunakan pendamping spiritual untuk mencapai tujuannya, misalnya orang ingin menduduki jabatan tertentu, atau memperoleh kelancaran dalam melakukan bisnisnya. Ada juga yang berfungsi sebagai penasehat spiritual, menyejukkan di kala galau, di kala susah dan panik.

Sudah semestinya, yang namanya pendamping spiritual seharusnya mempunyai kemampuan spiritual, kemampuan bathin yang mumpuni. Artinya pelaku spiritual sudah melakukan olah roso, pengolahan bathin yang sudah lengkap, sudah genep dan jangkep. Mereka mampu melewati godaan tahta, harta, dan maksiat.

Dalam serat wulangreh disampaikan bahwa ngelmu iku kanthi laku, maka bisa disampaikan bahwa orang yang mumpuni dan layak menjadi pendamping spiritual adalah orang yang sudah melewati tahapan laku dan mampu nglakoni hidup lebih baik dari manusia pada umumnya. Lebih baik kualitas spiritualnya. Bukan hanya orang yang bisa ngomong bagus, mengerti bagus, tetapi tidak melakukan. Bicara lebih mudah daripada bekerja, bicara bagus harus sesuai dengan apa yang ada di pikirannya, di perasaannya hingga akhirnya harus sama dengan perbuatannya. Jika bicara bagus tetapi kelakuannya tidak bagus, maka orang ini dikategorikan orang-orang yang berbeda depan berbeda belakang. Dramaturgi, panggung depan panggung belakang. 


Memang tidak mudah, dan orang seperti ini juga jarang. Mengingat keadaan jaman sekarang berbeda dengan jaman dahulu. Laku spiritual juga tidak semudah dahulu. Memilih pendamping spiritual adalah melihat bagaimana orang itu menjalani kehidupannya. Jika kehidupannya masih gemerlap harta, maka orang ini belum lepas dari godaan harta. Apabila jumlah istrinya lebih dari 1, maka orang ini belum mampu mengendalikan keinginan nafsu badaniah, walaupun sah secara syariah. Tetapi sepertinya spiritual adalah pengendalian diri, pengendalian keinginan, pengendalian nafsu. Jika masih mendengar keluhan tentang hidup, tentang kesulitan ekonomi, terakhir masih meminta-minta, maka boleh dikatakan pendamping spiritualnya telah setengah menjual kemampuannya kepada konsumen. Bisa jadi pendamping spiritual adalah orang yang berjualan isi kitab, berjualan ayat-ayat dan falsafah hidup, bukan pelaku spiritual yang sesungguhnya. 

Memang jaman sekarang segala sesuatu dinilai dengan uang. Tetapi spiritual adalah puncak keadaan bathin dimana segalanya telah merdeka dari segala tuntutan kehidupan. Hidup membutuhkan piranti. akan berbeda halnya jika dikasih tanpa meminta, diberi tanpa menunjukkan keinginannya. Karena hakekat menjalani hidup adalah nerimo ing pandum, menjalani saja, tidak bertanya, tidak meminta. Tetapi hanya nglakoni, hanya menjalankan apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Manusia berusaha maka Tuhan yang menentukan. Dimana manusia berada pada putaran nasib dan takdirnya, maka kehidupanlah yang telah menentukan. 

Menjalani kehidupan spiritual tidaklah mudah. Beberapa hal di dunia nyata seperti terlihat mudah, tetapi mampu menahan godaan untuk tidak berdagang kemampuan spiritual adalah tantangan berikutnya. 

Pendampingan spiritual yang seharusnya dilakukan adalah mendidik, bukan memberikan. Mendidik artinya membuat orang yang didampingi dapat mempunyai kemampuan spiritual, sebagai peningkatan dari kemampuan olah raga dan olah pikiran (intelektual). Manusia yang genep dan jangkep adalah manusia yang mempunyai kegenapan dalam kecerdasan raga, kecerdaan inteelktual dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual meliputi kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam arti sesungguhnya. Hingga nanti lahirlah seorang manusia yang mumpuni, berkualitas secara lahir dan bathin. 

Jika pendampingan diberikan hanya untuk mampu mendapatkan kedudukan, melancarkan bisnisnya, maka pendampingan ini bersifat instan, tidak mendidik. memang jaman serba instan, maka dalam olah spiritualpun dijadikan instan, tidak mau susah, maunya cepet, jadinya bagus. Dimana-mana yang instan itu jadinya malah mogol. Kadang tidak mendidik tetapi malah meracuni, terkadang malah njlontrongke (menjerumuskan). Bayangkan jika ada orang yang sebenarnya tidak layak menduduki jabatan pemimpin publik, tetapi dipaksakan secara spiritual, maka akan lahirlah pemimpin yang adigang adigung dan adiguno. Pemimpin yang tidak layak menjadi pemimpin, bukan membawa manfaat malah melahirkan modharat. 

Jika orang yang belum layak kaya, atau diberi kemampuan ekonomi lebih, tetapi dipaksakan dan akhirnya kaya. Yang terjadi adalah orang kaya baru, yang tidak dapat mengendalikan dirinya untuk bersombong-sombong dengan yang lainnya. Bahayanya jika tidak punya kemampuan mengendalikan diri, maka akan mengkonsumsi sesuatu yang tidak pantas dikonsumsi. Belanja ke tempat haram, belanja barang haram. Bukan manfaat, tetapi kehancuran. 

Maka sudah seperlunya untuk meluruskan kembali makna dan arti pendampingan spiritual secara keseluruhan. Bahwa pendampingan seharusnya dilakukan untuk membentuk manusia genep dan jangkep secara lahir bathin. Melahirkan manusia yang berkualitas, dan mempunyai nilai lebih secara spiritual. Spiritual adalah kemampuan nilai-nilai luhur yang tidak dapat diperoleh di sekolah formal. Spiritual adalah kemampuan dasar dalam mensikapi kehidupan, menjalani kehidupan dan bukan kemampuan bathin. 

Kemampuan bathin akan diperoleh dengan sendirinya, sebagai bagian dari perjalanan dalam pengolahan jiwa. Kemampuan bathin bukanlah tujuan sebuah proses spiritual, hanya sebuah bagian dari perjalanan dalam menjalani kehidupan, sebuah piranti yang melengkapi dalam menghadapi aral dan rintangan hidup. 

Jika pengolahan spiritual telah dilakukan, memperbaiki kekurangan dan menambah kelebihannya, maka manusia tersebut siap dimajukan pada medan pertempuran. Mempunyai kemampuan sendiri untuk menghadapi segala masalah, tahan banting, siap lahir dan bathin untuk perang di medan laga. 

Dari jagad bathin, semuanya tampak dalam simbol-simbol. Segala kekurangan dan kelebihan manusia, pikiran, karakter dan kekuatan dirinya. Maka pendamping spiritual  memilah-milah kembali apa yang pantas dan yang tidak. Apa saja kemampuannya, kekurangan dan kelebihannya, hingga pada akhirnya manusia tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkannya karena memang dirinya sudah layak untuk mendapatkannya. 

Memberikan sesuai dengan porsinya. Ibarat anak-anak diberi mainan anak-anak dan bukan motor. Ibarat pembantu rumah tangga diberikan pisau dan alat masak dan bukan pesawat terbang. Maka semuanya akan benar-benar berguna dan tidak menyesatkan. menempatkan sesuai dengan ruang dan waktunya. Sesuai dengan kepantasannya. Bukan pada kata, aku jual kamu beli. 

Negeri ini butuh seorang pemimpin yang layak yang mumpuni, cerdas lahir dan bathin, mempunyai kemampuan inteletual dan kemampuan spiritual. Sebagai negeri timur, negeri spiritual, maka negeri ini harus ditata secara spiritual. ketegasan terhadap segala sesuatu hal, kemampuan memecahkan masalah, dan kekuatan menghadapi tekanan. Bukan pemimpin cengeng yang suka mimbik-mimbik. Apalgi hanya mampu menyindir sana-sini, justru tidak menyelesaikan persoalan malah menjadi bagian dari masalah bangsa. 

Seorang pemimpin ibarat piala, yang harus digenepi kemampuannya. Jika dituangkan dalam kiasan maka akan menjadi seperti ini. 




Piala

Lambarane batin
Kuwi sikile ming siji gede ngisor gede nduwur
Senajan awake ning cilik tetep kudu kuat nyonggo
Gari kepiye le nggedekke lambaran ngisor karo lambaran nduwur
Gari kepiye anggone kuat nglakoni lelakon
Lan
Kepiye anggone pasrah marang Gustine
Pasrah karo kang gawe urip

Cagake cilik, yo kuwi awake dewe
Alase gede
Yo kuwi kekuatan lehmu nglakoni
Jembar cawane
Kuwi pasrahmu anggonmu nglakoni
Nyengkuyung kebutuhane wong akeh
Dadi pengayom
Dadi lelipur
Lan dadi pengampu
Dadi cagak
Dadi soko guru

Sing jenenge soko guru kuwi kudu kuat
Lahir lan bathin
Sing jenenge soko guru kuwi
Kudu ngerti kekuatane dewe
Sepiro kang kuat disonggo
Sepiro sing dadi penyonggone
Ora iso ditumpuke neng soko guru sing ringkih
Ingkrik ingkrik arep rubuh kok digawani gawan

Mulane yen arep golek sokoguru kuwi kabeh kudu didelok bibit bobot lan bebet e
Ora iso ming waton uwong
Sak-sak e
Sopo sing ono sopo sing iso
Tapi kudu didelok ndisik
Kepiye lakune
Kepiye ilmune
Kepiye kekuatanne
Genep lan jangkepe

Kleru milih mengko dadi kleru arahe
Ora kuat nyonggo kok dipekso
Nek ra kuat malah ndadak rewang-rewang
Gotong royong
Sing kudune rampung dadi ra rampung
Sing kudune iso dadi ra iso

Dadi sokoguru kuwi ora gamnpang
Sak liyane kuat
Kudu gelem rekoso
Ora iso dak geleme dewe
Mengko ambruk kabeh
Kudu thetheg (konsisten)

Makane sokoguru kuwi muncul seko niate ati
Ora seko niate angkoro murko

Kanggo brayat kabeh kang kudu diayomi
Kang kudu di sengkuyung

Iso kegowo
Ora ming meneng wae
Yo kudu obah wae
Mosok yo ndadak di tuntun terus



Kamis, 28 November 2013

Jenis mahluk Halus dan Karakternya

Bangsa alusan itu kadang-kadang memang kurang ajar, tidak tahu aturan, melanggar tatanan. Bangsa dhemit, jin, bekasan dan segala macam siluman memang seperti halnya kita manusia. Beragam watak dan karakter. Bagai sebuah budaya pada suatu daerah yang berlaku umum.

Jika mahluk bekasakan yang di dominasi oleh kaum uwug-uwug, mahluk hitam bermata hitam pekat mlolo, dengan tubuh laksana rambut gimbal, biasanya berwatak tukang ngisruh, suka membuat permusuhan. Biasanye bermusuhan masih sekedar iri dengki, pertengkaran mulut.

Berbeda lagi dengan jin, mahluk raksasa menyerupai manusia, dengan badan gempal. beraneka rupa, dari yang gundul berkulit coklat, hitam, bahkan ada yang hijau kecu seperti kulit katak hijau. Kulitnya mengkilat laksana berlumur minyak, meling-meling, berkilat-kilat bagaikan kaca. Dengan mengandalkan kekuatan badan dan fisiknya, jin ini jika bersahabat dekat dengan manusia cenderung suka dengan wataknya yang adigang, adigung, adiguno. Mentang-mentang kuat sukanya petantang petenteng memamerkan kekuatannya.  Menginjak yang lemah, menunjukkan kekuasaannya. Suka berantem bahkan sampai pada adu fisik. Kulitnya yang tebal dengan komposisi tulang yang kuat, jin suka dipakai sebagai ilmu kekebalan.

Dalam tataran dimensi yang sama dengan uwug-uwug ini masih ada yang tinggal di dalamnya, mahluk yang dimensinya bersebelahan langsung dengan manusia. Dimensi paling dekat adalah bangsanya gendruwo dan banaspati. Mahluk berwarna merah bagaikan bara api ini memang tukang menebar penyakit dan fitnah. Gendruwo suka sekali mengganggu manusia dengan menebar fitnah, menyamar menjadi manusia, menyesatkan.

Berikutnya adalah dunia hewan, kebun binatang. Mahluk alusan dengan tubuh hewan ini dibagi menjadi berbagai macam tingkatan. Mulai dari kelas serangga, hingga kelas siluman. Sama-sama macan, sama-sama ular tetapi volumenya bisa dari yang kecil sebesar kecoa hingga seperti raksasa yang membentang dari sabang sampai merouke. Mahluk-mahluk halus tidak menempati ruang dan waktu, artinya dimensi mereka berbeda dengan dimensi nyata. Alam lebar tanpa batas, tanpa jarak, hitungan yang berbeda. Jarak antar planet yang bagi manusia luar biasa dan sulit dijangkau, maka bagi mahluk-mahluk sekelas siluman raksasa perjalanan antar planet, antar bintang adalah hal yang biasa. Sekedipan mata, secepat pikirna, dan bukan dengan kecepatan angin, tetapi melesat dengan kecepatan cahaya.

Sifat dan watak bangsa hewan berbeda-beda. Tetapi karakter dasar mereka tidak jauh dengan di dunia nyata, sebuah simbol. Ular adalah watak keculasan, licin, berbisa. Buaya adalah lambang kekuatan, kejahatan, ketamakan dan keserakahan. Kekuatan yang dimilikinya tergantung dari seberapa besar volumenya. Secara garis besar mahluk binatang yang berkulit hitam karakternya tidak baik, berbeda dengan mahluk yang berkulit kuning atau putih. Warna  Kuning keemasan juga berbeda-beda, seperti di dunia nyata, warnanya disesuaikan dengan kadar karat yang dimilikinya. Kuning emas kemerah-merahan, kuning berkilat seperti warna matahari atau bulan, atau kuning saja tanpa mengkilat.

Bagi bangsa siluman yang ingin merubah warna kulit artinya mereka merubah karakter menuju mahluk yang lebih baik. Biasanya mereka melakukan topo, prehaten dalam kurun waktu yang lama (waktu siluman).

Lain lagi dengan dimensi arwah manusia. Beberapa arwah yang ditemui juga tinggal di dalam lapisan-lapisan yang berbeda-beda. Biasanya mereka tinggal berkelompok sesuai dengan tingkat akhlak semasa mereka hidup.

Paling bawah dan paling dekat adalah arwah gentayangan, atau bisa dibilang sebenarnya mereka belum lepas ke dimensi arwah. Mereka adalah orang-orang yang meninggal karena kecelakaaan, bunuh diri, atau dibunuh dst. Secara roh, mereka sebenarnya belum ingin meninggalkan dunia nyata.

Tingkatan selanjutnya adalah dunia arwah para kaum sufi, kaum pengabdi, kaum yang iklas, dan semasa hidupnya banyak berbuat kebaikan kepada orang banyak. Memberi banyak, berkorban tanpa pamrih. Pahlawan negeri.

Sedang yang belum terjangkau adalah dunia para nabi, malaikat dan dunia para bidadari surga. Karena dunia ini bukanlah bagian dari dunia manusia maka akan sangat sulit menjangkaunya.

Kembali kepada sifat bangsa alusan ireng-ireng yang kurang ajar. Dunia tanpa batas ruang dan waktu, dengan mudahnya mereka bertiwikrama, menyamar. Dalam kedipan mata. Mengaku-aku arwah leluhur, mengaku-ngaku orang-orang hebat, bahkan kadang-kadang mengaku para raja atau pahlawan bangsa. Dengan mengandalkan suara tanpa rupa, atau jika manusia dalam tahapan ilmunya sudah sampai melihat, mereka menyamarkan diri sesuai dengan yang diharapkan oleh para pelaku spiritual.

Memang para perilaku spiritual ini selalu orang yang sopan santun, mahluk halus ini tambah kurang ajar, tahu kalau manusia tidak akan berprasangka. Maka terjadilah orang berilmu tapi ngiwo, keliru menafsirkan sebuah petunjuk dhawuh, karena dhemit yang menyamar tadi memberikan ajaran yang bagus diawalnyan dan akhirnya menyesatkan di belakangnya. Pembenaran sebuah kejadian sesat.
Petunjuk keliru, ndialalah para pelaku spiritual ini saking manutnya, saking baiknya yo tidak curiga. Jadilah mereka memuja mahluk yang tidak layak dipuja, mahluk yang hitam.

Bagaimana mungkin? Mungkin saja dan sangat mungkin. Mereka punya energi sesuai dengan volumenya, kesaktian, kekuatan. Semakin besar volumenya semakin besar energinya. Menyamar, menyesatkan, menipu, adalah memang kebahagiaan mereka. Maka manusia menyebutnya setan. Menggoda tanpa henti.
Perlu sikap bijak, jeli. mahluk halus adalah sama-sama mahluk ciptaan Tuhan. menyembah hanya kepada Tuhan, segala puaj-puji hanya kepadaNya, segala permohonan, dan kepasrahan diri hanya kepada Penciptanya. Pemilik kehidupan sejati. Menghadapi mereka adalah sama halnya dengan bersikap di dunia nyata. Bergaul, berteman, bercanda. Tetapi manusia mesti menjaga dirinya dari mahluk-mahluk hitam. Maka kepada mereka tidak perlu dikasih hati, alamat bakal nglunjak. Langsung sikat tanpa ampun, rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Mereka akan datang jika kita mengakui sebagai sahabat, maka jadilah pengayom semesta, dunia lahir dan bathin.

berikut ini saya tuliskan salah satu dialog antara saya dan siluman ular kuning kemerah-merahan. Siluman ini datang dengan menyamar dalam bentuk suara batin berwajah seorang lelaki tampan yang kenal dekat dengan saya. Sekilas sama persis, jika orang salah melihat akan besar kepala, karena salah mengartikan seperti pujaan hatinya datang dan berkomunikasi melalui hati. Seperti berdengung-dengung di dalam lubuk hati. 


Rayuan ...

(ulone bapake) 

Aku  melihat semuanya ada padamu, cahaya, cahaya ketulusan, cahaya kedamaian, cahaya kebenaran, cahaya semangat, cahaya hidup, dan semua yang kuinginkan ada padamu.  Engkau mampu memberikan apa yang kuinginkan. Engkau memiliki semuanya. dan di antara semua itu, adalah kebeningan hati, ketulusan jiwa. Benar-benar sesuatu hal mahal yang luar biasa yang dia tidak memiliki, dia menginginkannya tapi tidak pernah mampu mewujudkannya.

Damailah sebuah jiwa dalam kemerdekaan diri, dalam kebahagiaan hati, dalam kekayaan bathin, dalam ketajaman mata hati, semuanya terang benderang tanpa hijab, tanpa batas, dalam keheningan diri, dalam hati yang bersih, jiwa yang tulus
maka semua akan terlihat dengan jelas, tidak salah jika aku menyebutmu pualam bagi diriku, karena aku tidak pernah menemukannya di sisi manapun.

Tidak salah jika aku menginginkanmu seluruhnya, karena dalam dirimu aku hidup
di dalam dirimu aku ada, dan dengan dirimu aku bisa menjadi mukti. Kekuatan yang tiada bandingannya,  kepasrahan dan keyakinan yang tak terukur, hati bagaikan samudra, luas dan tak berbatas, langit tak berakhir.

Kepadamu, aku ingin berakhir di sini, menjadikan tempat labuhan hati".

"Tak sikat lho nek ra lungo, kokehan cangkem ". 

"mbok ra ngono kuwi tho, aku yo ra ngopo-ngopo wae lho". 

Pada akhirnya, jika kita tetap bisa kukuh dan melihat kenyataan maka sebenarnya mereka juga takut kepada kita. Berbeda dengan sejenis siluman dengan kulit rambut laksana jarum akan melawan dan menyakiti kita, biasanya badan akan terasa panas dingin dan demam. Membutuhkan waktu untuk menetralkannya. Demikian juga dengan drubikso, mahluk uwug-uwug berukuran raksasa, berambut gimbal, berkaki mungil. Seperti bola tapi berambut gimbal. Hitam, matanya mlolo, mengkilat hitam pekat. Giginya jarang-jarang, segede pacul. Drubikso adalah mahluk yang sama sekali tidak mau ngalah sebelum perang, selalu mengajak ribut, dan tidak pernah mau diajak berdamai. Selalu cari gara-gara. Mahluk ini tinggal di sebagian pesisir jawa timur, banyuwangi dan sebagian besar ada di madura. Maka perilaku adalah sebuah cermin jagad bathin yang melingkupinya. 

Perlunya sikap hati-hati dan jeli kepada para pelaku spiritual. Tidak ada ampun buat segala macam mahluk alusan jika sudah mengganggu, membuat kesurupan, menyakiti, ngisruh. Sikat saja. Memang membutuhkan bekal untuk bisa perang dijagad bathin. 

Bekal yang diperlukan adalah kemampuan dalam menyatukan dengan air, bumi, udara dan api. Keempat unsur alam, pembentuk kehidupan di semesta. Pembentuk kehidupan adalah sumber kekuatan bagi seluruh mahluk.  Maka kekuatan yang bisa melawan mereka adalah kemampuan dalam penguasaan dan penyatuan dengan keempat unsur alam tersebut. Latihan laku dan prehaten, menyatukan diri dengan alam. 

Perang bathin, artinya mengerahkan segala daya dan pikiran. akal dan otot. Membuka mata hati adalah hidup di dua dunia dalam hitungan 1 x 24 jam, tanpa putus. Membawa diri dalam gema dan kesadaran akan kehidupan yang selalu ada di sekitar kita. 

Eling lan Waspodo, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam manifestasi sebuah sikap. Selalu menundukkan kepala, dan tidak pernah ndangak. Selalu menyatukan diri dengan bumi dan tidak berada di awang-awang. 



Jumat, 22 November 2013

Hakekat Perubahan


Hakekat perubahan dimulai dari bathin dan bukan dari lahir
Perubahan batin dimulai dr pola pikir
Pola pikir dimulai dari pemahaman
Pemahaman dimulai dari input
Bisa dr diri sendiri bisa dari orang lain
Input didapat dari niat orang yg mau belajar
Mau mengerti
Besar kecilnya perubahan tergantung pada besarnya kecilnya proses pemahaman proses belajar

Perubahan itu pasti ada
Dari waktu ke waktu
Tidak pernah berhenti
Karena demikian adanya
Putaran jagad raya
Putaran segala lini
Putaran batin
Putaran pikir
Putaran semesta
Membuat segala sesuatunya tidak pernah sama persis
Hari ini dan kemaren
Semuanya berbeda

Waktu adalah perputaran itu sendiri
Perputaran semesta
Pergesekan semua partikel dan ion-ion yang berbeda -beda
Perbedaan situasi dan kondisi
Karena semuanya berputar

Kumpulan partikel2 yang sejenis membentuk suatu benda
Tetapi gesekan partikel 2 yg berbeda juga menghasilkan perubahan jenis

Hakekat waktu adalah perputaran alam semesta
Pergerakan
Pergesekan

Waktu akan berhenti jika putaran semesta juga berhenti
Waktu akan semakin cepat jika putaran dipercepat

Alam semesta mempunyai tatanan sendiri
Yang pasti dan tidak berubah
Orang yang mampu memahami adalah orang yang genep dan jangkep
Putih getihe
Resik atine
landhep pikire

Kebesaran Yang Murbeng Dumadi
Sangkan paraning dumadi
Adalah semua partikel-partikel yang ada di semesta

keindahan keserasian dan harmoni

Pelajaran berikutnya adalah pelajaran tentang keindahan
keindahan keserasian dan harmoni

memandang dengan sudut pandang dari segala sisi
keindahan dalam semua hal
gerak dan langkah
tutur kata perilaku dan pemikiran
pendapat dan tatanan
sebuah sistem dalam sebuah harmoni


pelajaran awal :

Semua orang berjalan
tetapi bagaimana berjalan dengan sesuatu yang berbeda
berkesan dan tetap enak dipandang
luwes dan menarik dan tetap enak dipandang

berjalan mundur

menoleh dan melambai
dalam setiap gerakan tubuh adalah sebuah harmoni
yang menampilkan keluwesan
tata gerak
harmoni antara gerak dan langkah
keserasian

membuat mata tetap memandang
dalam sebuah keindahan gerak yang muncul dari keindahan rasa
kematangan jiwa
dan keluwesan hati

cerah tapi tidak menyilaukan
keras tapi tidak memekakkan
gesit tapi tidak grusa grusu

semua terkendali
semua dalam genggaman
semua masuk dalam tatanan
tetapi semua adalah hal aji yang mumpuni
yang tidak tertandingi
kekuatan tanpo wates
ketajaman mata hati

kekuatan tanpa tanding
kekuatan yang tiada duanya

Kosong dan Ada

Dalam kekosongan maka segala sesuatu bisa diisi
dalam ketiadaan maka segalanya bisa dijadikan ada

demikianlah makna pasrah
makna belajar
makna ngangsu kawruh, ngelmu

senantiasa kembali kepada pemaknaan dalam ketiadaan dan kekosongan
menyadari sepenuhnya hakekat manusia

diri ini bukan siapa-siapa
diri ini bukan apa-apa
tidak punya apa-apa
dan tidak bisa apa-apa

segala indra ini adalah anugrahNya
segala kenikmatan ini adalah karuniaNya
segala kemampuan adalah hadiah dariNya
segala yang ada adalah milikNya

adalah sebuah keangkuhan dan kesombongan manusia
jika mengatakan dirinya bisa dan punya
bukankah kita hanya menjadi insan yang dititipi segala piranti yang ada
dan kehendakNya juga sampai kapan kita akan diberikan berkahnya

tidak ada kekuatan selain kekuatanNya
tidak ada kebesaran dan keagungan selain milikNya

maka
kita berjalan dalam ketiadaan
dalam kekosongan
hingga menjadikan kita ada dan isi

..... semua karenaNya
dan kita tetaplah bukan apa-apa

Urip Kuwi Lakon

Urip kuwi lakon
dadi kabeh kuwi kudu dilakoni
opo wae samubarang kang bakal di tompo
dilakoni

abot entheng
angel susah
gampang seneng
ati ayem ati tentrem

sugih mlarat
padang peteng
gede cilik
adoh cedhak

urip kuwi sak dremo
opo kang dipawehi
opo kang diparingi
opo kang kudhu dicandaki

kabeh kuwi wes ono pepesthenane
opo kang thok tumindakake
opo kang thok lakoni
kabeh mengko mesti katut ono ing pamburine

babagan lelakonmu nduk
kabeh ngerti kuwi dudu barang entheng
dudu barang gampang

ora pendhak uwong iso
ora pendhak uwong gelem
ora pendhak uwong tekan

wes abot ora ono opahe
wes angel ning dho di paido
adoh tur yo tetep kudu dilakoni

mlakuo nduk
dalanmu isih dowo

lakonmu isih okeh
pathing klarah
sak paran-paran
sak wayah-wayah

abote rogo
abote awak
abote balung

isoh ketutupen entheng angger ora abot panggonmu "sir"
"sir" mu kang sumeleh kuwi
bakal ngangkat sak kebehe rosomu kang abot

sing marake abot kuwi kabeh howo nefsumu
yo kabeh kepinginanmu pangananmu
lakumu sing thok rasakno abot kuwi

kudune
sak mestine
kabeh kuwi kudu digowo entheng
diuculi kang ora kudu digowo

piranti sing ora diperlokake
sing ngabot-ngaboti tinggalno
uculone


pasrahno kabeh neng Gusti Ingkang Murbeng Dumadi

ireng
abang
ijo
petheng loro
entheng
susah
lan sakkabehe
ora sah digowo
rasah dicandaki
culno kabeh

tandangono opo kang dadi kewajibanmu
opo kang kudu thok tandangi

Kamis, 21 November 2013

Dimanakah Dunia Bathin (Spiritual) ?

Dunia Bathin layaknya dunia nyata. Dunia yang berdampingan dengan kita. Hanya bedanya ada yang bisa melihat dan ada yang tidak. Sama seperti halnya sebuah perjalanan. Jika kita tinggal di yogya maka kita hanya mengetahui seluk beluk kota yogya, jika kita pergi ke Jakarta bertambah lagi khasanah pengetahuan kita.

Demikian juga dengan dunia bathin. Dunia yang sama, yang membedakan adalah untuk mengetahui daerah lain perlu dilakukan perpindahan fisik, nyata. Sedangkan perjalanan menuju dunia bathin adalah perjalanan mengolah roso, mengolah hati, mengolah nurani. Membuka cakra, membuka hijab, membuka penjara pikiran.

Bagaimana kita bisa mencapainya adalah dengan melakukan berbagai tahapan. Ada yang memang sudah dikaruniai bakat untuk melihat, seperti halnya anak indigo, ada juga yang harus belajar. Proses pembelajaran masuk dunia bathin hampir sama dengan proses sekolah di dunia nyata. Berbagai tingkatan dan level harus dilalui tahap demi tahap. Setiap orang mempunyai dasar kemampuan yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Membutuhkan bakat dan kemampuan. Hal yang sama adalah ketekunan dan keyakinan merupakan faktor pendukung yang utama. Kemampuan dan bakat diperlukan, tetapi tanpa ketekunan maka perjalanan ini juga tidak dapat mencapai tingkat seperti yang diharapkan.

Masuk ke dunia bathin artinya membuka diri, menyiapkan diri untuk sebuah perjalanan jauh tanpa batas. Dunia bathin adalah dunia tanpa batas ruang dan waktu. Sama halnya dengan di dunia nyata mereka juga terdiri berbagai golongan mahluk, mahluk yang baik dan mahluk yang tidak baik. Dengan berbagai karakter yang harus dihadapi.

Mereka adalah sama-sama mahluk ciptaan Tuhan, sama halnya dengan kita, hanya berbeda dimensi. Maka Sembah dan Puji hanyalah milik Allah SWT. Menjalin sebuah komunikasi, sebuah hubungan adalah layaknya manusia dengan manusia, bisa serius, bisa bercanda, bisa minta tiolong. Sama halnya hidup bersosialisasi, urip bebarayan. Bebarayan jagad alus dan jagad nyoto. Badan wadag dan badan alus, lahir dan bathin.

Maka julukan kata musrik bagi mereka yang memahami dunia klenik dan dunia bathin adalah sebuah pembunuhan karakter, penafikan terhadap sebuah realitas. Sama halnya sirik tanda tak mampu.

Hukum dan tatanan yang berlaku di dunia ghaib adalah sama dengan hukum dan tatanan di dunia nyata yang bersifat universal. Maka jika ada jin yang beragama, hal itu wajar-wajar saja, karena segala hal yang baik di dunia juga baik di dunia mereka. Segala intrik, dan berbagai tipu muslihat juga berlaku di sana. Demikian juga sebaliknya, segala hal yang baik, membalas budi, tolong menolong juga ada.

Tidak ada yang aneh, perlu dibutuhkan kemauan untuk tahu. Dunia spiritual adalah pengolahan jiwa, pengolahan bathin, maka menyiapkan hati dengan niat yang baik, tulus dan iklas dan senantiasa tertuju kepadaNya adalah syarat mutlak dalam berjalan di dunia ini. Niat awal dari hati, hitam atau putih akan menentukan dengan siapa kita akan bertemu. Niat baik akan bertemu dengan mahluk yang baik, niat  tidak baik akan bertemu dengan mahluk yang tidak baik juga. Mahluk yang berhati hitam dan bukan putih. Saya tidak akan menyebut mahluk hitam, karena mahluk di sana berwarna-warni, tetapi istilah hitam dan putih lebih saya gunakan sebagai karakter atau sifat si mahluk.

Mahluk hitam atau ilmu hitam biasanya melekat kepada mereka yang sering menggunakan ilmu bathin untuk suatu tindakan dengan tujuan tidak baik, mencelakakan, santet, telung dst. Tetapi sebenarnya di dunia bathin mahluk berwarna hitam memang identik dengan perilaku ngiwo, perilaku tidak benar. Merekalah yang sering dimintai tolong untuk melakukan perbuatan tidak baik. Mahluk hitam dengan darah hitam, tindakan hitam sifatnya juga hitam.

Sedangkan ilmu putih atau ilmu yang berlandasan kebaikan biasanya akan didukung oleh mahluk-mahluk ghaib yang berwarna putih, kuning, hijau dan biru. Putih getihe, darah putih, darah milik para biksu dan segala para penghuni nirwana, alam kebaikan dan bukan alam keburukan. Dilandasi jiwa yang bersih maka di dalam darahnya akan mengalir semua nilai-nilai kebenaran.

Karena demikianlah hakekat tarik menarik dalam alam semesta, hal yang besar akan menarik yang kecil, barang sejenis akan berkumpul pada barang sejenis. Demikianlah selalu adanya.

Walaupun dalam setiap peristiwa selalu ada keseimbangan, ada hitam ada putih ada baik ada buruk. Demikianlah hakekatnya manusia, kurang dan lebih. Maka diperlukan pemahaman lebih lanjut untuk selalu mengerti dan menerima bahwa manusia tidak ada yang sempurna, berbeda satu dengan yang lain. Maka manusia satu melengkapi manusia yang lain. Mahluk sosial, membantu dan menyempurnakan untuk sama-sama mencari jalan keselamatan dunia dan akhirat.

Selasa, 19 November 2013

Niat Belajar Bathin dan Spiritual

Dunia Bathin dan Spiritual adalah dunia yang tak terjamah oleh tangan dan mata. Segala sesuatunya tidak terlihat, tidak terjangkau. Tetapi segalanya mungkin dan bisa bagi yang diebri jatah.

Jika ingin belajar bathin dan spiritual, alangkah lebih baiknya menengok ke dalam diri lebih jauh, lebih dalam. Untuk apakah? mau apakah?

 Bagaikan dunia nyata, di dunia bathin ada juga dunia hitam dan putih, ngiwo dan nengen. Semua kembali kepada pilihan kita.

Arah yang akan ditempuh nantinya berawal dari niat kita, maka diperlukan selalu untuk menjaga niat baik, keiklasan dan tanpa pamrih. Agar kita tidak tersesat langkah.

dunia bathin penuh  godaan, harta, tahta dan wanita. Sama halnya dengan dunia nyata. Pilihan untuk mendapatkannya adalah sama saja kita mengakhiri perjalnan belajar bathin.

Jumat, 15 November 2013

Klenik, Kaitan Dunia Nyata dan Dunia Nyata

Klenik  sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia gaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia.  

Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah  Jokowi. Tindakan Jokowi  nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP Hasto Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum Jokowi naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata Hasto saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

Hasto mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas Hasto.

Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan  ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri  kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup,  bukan pada tempatnya. 

Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka  tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri. 

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain.
Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan. 

Dunia nyata adalah bagian dari alam semesta yang dihuni oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebenarnya ada lagi mahluk hidup yang tinggal di dalamnya, yaitu air, udara,  tanah, dan api. Sayang ke empat unsur alam ini  secara science tidak diakui sebagai mahluk hidup karena mereka tidak tumbuh dan bergerak. Bagi dunia spiritual Jawa dan China keempat unsur kehidupan ini adalah pembentuk dasar kehidupan di alam semesta, bagian dari setiap mahluk hidup. Pemahaman mahluk adalah segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, sedangkan yang diciptakan manusia adalah benda. Lhoh kok begitu. Contohnya mudah, silahkan Tanya kepada pawing hujan, air itu bisa diajak bicara, buktinya hujan bisa digeser. Saya yakin itu bukan kebetulan. Demikian juga dengan angin. Angin bagi pereda angin menjadi sesuatu yang bisa diredakan.

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang mengaku dirinya paling sempurna dibandingkan mahluk-mahluk lain karena memiliki akal. Iya, paling sempurna diantara mahluk hidup yang dapat dilihat dengan mata.
Dimanakah mahluk-mahluk hidup yang tidak kelihatan itu dan bagaimana hubungannya dengan dunia kita, dunia nyata? 

Perumpamaan sederhana ini dapat dipakai untuk menggambarkan alam semesta dan seisinya. Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam organ tubuh. Di dalam organ tubuh terdapat sel-sel pembentuk organ. Ada sel tulang, sel otot, sel di dalam daging, sel rambut, sel darah, dan seterusnya. Setiap sel masing-masing organ tidak bisa melihat sel di bagian organ lainnya. Sel tulang tidak bisa melihat sel mata, sel jantung tidak bisa melihat sel hati, demikian seterusnya. Mungkin bisa jadi hanya sel darah yang bisa melihat semua sel organ tubuh karena dia beredar di seluruh bagian tubuh. 

Semua sel itu hidup, berkembang biak dengan membelah diri. Sel tulang juga hidup karena selalu tumbuh dan berkembang biak, dari kecil menjadi besar, dari anak-anak menjadi dewasa. Kehidupan kecil selalu menjadi pendukung bagi kehidupan yang lebih besar demikian seterusnya, membentuknya menjadi satu mahluk, yaitu manusia. 

Demikian juga dengan alam semesta. Alam semesta yang dapat dilihat dengan mata adalah alam semesta yang dapat dilihat melalui raga, alam lahir. Sedangkan alam semesta yang tidak bisa dilihat dengan mata adalah alam semesta yang dapat dilihat melalui mata hati, melalui bathin, melalui proses spiritual. Dunia bathin, dunia yang berdampingan secara langsung dengan manusia dihuni oleh berbagai macam dimensi kehidupan. Dimensi Jin, dimensi arwah, dimensi siluman, dimensi bekasakan. Alam mereka juga berbeda-beda, dunianya sendiri-sendiri. Mereka hidup dalam kelompoknya. Seperti ikan hidup dengan sesama ikan di kolam. Seperti semut hidup bersama semut di dalam habitatnya. Belum tentu tiap bagian bisa melihat bagian yang lainnya. 

Pembelajaran bathin yang dilakukan manusia untuk memahami semua itu adalah mendalami  ilmu bathin tertinggi, yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dalam proses kehidupan menjalani yang wajib dan yang sunnah dengan iklas, pasrah kepadaNya. Bagi para manusia yang mampu mengurangi dan mematikan keinginan nafsu badaniah dan lahiriah  maka dunia bathin ini menjadi sesuatu yang bisa dilihat dengan jelas. Mempelajarinya sama halnya mempelajari keilmuan di dunia nyata. Mereka hidup, berbahasa (bahasa universal), berkomunikasi. Berdampingan langsung dengan kita. 

Masak mau bilang dunia ghaib tidak ada, wong jelas dan nyata. Masak mau dibilang bukan jin, wong yang terlihat memang jin dan siluman. Seandainya semua manusia bisa memahami dunia ghaib secara jelas maka, betapa mengerikannya bahwa di dalam darah manusia adalah tempat tinggal para mahluk ghaib yang paling nikmat selain batu akik dan tosan aji. Masyarakat Bali memberikan tempat buat para mahluk ghaib yang hidup di sekitar mereka dengan adanya patung dan pure. Diakui dengan adanya keseimbangan dalam hidup berdampingan yang saling menghargai dapat dilihat, masyarakat Bali lebih nyaman, bahkan karena alam yang terjaga justru menarik para wisatawan yang memberikan kehidupan kepada masyarakat Bali. Maka benarlah kata filosofi, jagalah alam, maka alam akan menjagamu. Hidupkanlah alam, maka alam akan menghidupimu. Filosofi Bung Karno dengan dedication of lifenya, mengabdi kepada kehidupan. Demikian juga Sri Sultan HB IX, hidup dan menghidupkan. 

Tanpa disadari, agama adalah salah satu bagian dunia yang tidak terlihat ini. Ajaran agama mengajari kebenaran universal yang berlaku di semua dimensi. Aturan dan tatanan yang diakui kebenarannya di semua lapisan dimensi nyata dan ghaib. Proses transformasi kehidupan melewati dua dunia saling bergantian, lahir dan mati. Lahir di dunia nyata dan mati masuk ke dunia ghaib. Doa yang dipanjatkan adalah harapan dan kerja manusia di dunia ghaib. Dogma agama dan keyakinan yang dimanifestasikan dalam doa dan ibadah adalah benang merah antara dunia bathin dan dunia nyata, untuk menjalankan proses kehidupan agar sesuai dengan yang diharapkan. 

Di dalam alam semesta ini terjadi banyak transformasi kehidupan. Semua mahluk hidup dan mati  mengalami siklus,  daur alam dan kehidupan.  Siklus tidak hanya terjadi pada air, udara (melalui fotosintesis),  dan tanah .  Begitu juga tumbuhan, binatang, dan manusia.  Siklus ini melalui berbagai fase, fase yang tertangkap oleh indra dan yang tidak tertangkap oleh indra manusia.

Contoh: Ikan mati, selesai fase kehidupan di dunia, berikutnya jasadnya melapuk menjadi tanah (daur tanah), kemanakah rohnya? Roh ikan akan hidup di dalam dimensi yang tidak terlihat oleh manusia. Dan akan kembali ke dunia lagi apabila ada suatu keadaan yang akan memungkinkan untuk lahir atau muncul di habitat yang sesuai. Bisa saja roh ikan akan bertransformasi di dimensi lain, di luar kehidupan bumi. Karena perjalanan antar dimensi sangat memungkinkan bagi mahluk berwujud roh. Roh adalah mahluk yang tidak mengenal batas ruang dan waktu.

Gambaran di atas bisa menjawab mungkinkah ilmuwan menemukan mahluk hidup di luar angkasa? Ataukah manusia akan hidup di luar angkasa? Maka saya akan menjawab bahwa setiap mahluk hidup mempunyai habitat sendiri-sendiri, dan jangan keluar dari habitatnya karena mereka akan mati. kecuali ikan di bawa ke tempat lain dengan airnya. Tanaman dipindahkan dengan tanahnya, demikian seterusnya.

Kehidupan mempunyai  lapisan-lapisan  dimensi dengan segala variasinya, dan manusia menempati dimensi bumi. Maka di planet-planet yang lain juga ada kehidupan, karena disana ada dimensi. Tetapi yang harus diterima adalah bahwa kehidupan di tempat lain tidak bisa dilihat oleh indra. Maka jangan pernah bermimpi untuk menemukan kehidupan yang tertangkap oleh mata di planet yang lain. Jika kita melihat pohon beringin yang sudah sangat tua dan besar  dengan mata telanjang, adakah kehidupan di sana? Jawabannya iya, jika itu serangga dan sejenisnya. Tetapi bagi mata bathin yang hidup bisa saja jawabannya menjadi seperti ini. Di pohon beringin itu ada seorang peri, ada gendruwo, ada siluman. Sangat memungkinkan, dan itu adalah hal nyata di kehidupan ini. Tidak nyata buat ilmuwan karena mereka tidak melihat. Hidupkanlah bathinmu dan kamu akan mengerti akan apa yang ada di sana.

Manusia terdiri dari badan wadag (raga), pikiran, dan perasaan. Setiap bagian harus diolah secara seimbang. Sesuai dengan porsinya agar tidak njomplang. Badan wadag diberi makanan dengan  olah kanuragan hingga badan tetap sehat dan bisa menjalani hidup dengan baik. Pikiran berada di akal manusia dan diolah dengan belajar secara nyata di sekolah-sekolah. Membaca dan menulis, berhitung adalah bagian dari pengolahan pikiran. Indikasi keberhasilannya adalah kecerdasan intelektual. Dan saat ini, termasuk akademisi banyak  mengolah dengan baik pada dua bagian ini.

Yang terakhir adalah perasaan, kalbu atau hati. Ada yang bilang tempatnya di jantung, tetapi ada juga yang bilang tempatnya di hati. Tetapi sebenarnya keduanya sama saja, yaitu  untuk olah roso, olah hati. Olah roso dilakukan dengan mematikan raga menghidupkan bathin. Atau mencari cahaya, hati nurani, mata hati, apapun namanya. Pengolahan hati berbanding terbalik dengan pengolahan raga. Kenikmatan raga adalah memenuhi keinginan diri, dan kenikmatan hidup. Sedangkan kenikmatan raga mematikan mata hati, mematikan mata bathin. Jika manusia hanya mengolah pikiran saja tanpa mengolah bathin ibarat seperti monyet dipakaikan baju

Semua harus diberikan seimbang sesuai dengan porsinya masing-masing. Agar manusia bisa menjalani hidup dalam sebuah harmoni dan keselarasan dengan semesta. Di dalam ajaran Islam dimaknai dalam istilah manusia sebagai rahmatan Lil Alamin.  

Jika ada lagi yang bicara tentang kemusrikan, klenik itu bohong dan tidak logis, maka perlu bagi yang bersangkutan untuk mengolah ekcerdasan spiritualnya dengan menjalankan  ilmu bathin tertinggi dengan iklas dan pasrah, mengerjakan yang sunah selain yang wajib. Maka di sanalah akan ditemukan jawaban kehidupan.  

Hidup adalah keseimbangan. Semua sesuai dengan porsinya. Lahir dan bathin, akal dan rasa. Hidupkanlah bathinmu dengan mematikan ragamu, maka kamu akan melihat dengan rasa, dengan hati sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh raga.