Kamu sudah melewati banyak hal dengan segala warnanya
banyak yang sudah kau lakukan
hal yang mudah sampai hal yang sulit
belajar hal-hal baru
belajar hal-hal yang di luar nalar
dengan guru yang berbeda-beda
dengan segala hal yang siap untuk dipandu
pemandunya ada
jelas
kadang-kadang kehidupanmu
perjalananmu sendiri yang memandumu
(Baru kali ini aku bisa melihat Ki Haryo dengan sangat jelas, wajah yang sangat bersih. Kulit kuning bersemu putih, entah atau putih bersemu kuning. kulitnya bersinar terpendar-pendar, berkilat dengan kilat yang sama dengan warna kulitnya, kadang kuning, kadang putih terang, bahkan kadang-kadang jika dua warna itu bertemu sekilas tertangkap percikan warna pelangi sekejap, benar-benar memukau. Wajahnya datar tanpa ekspresi, tetapi memadang wajahnya membuat berbagai macam perasaan kepada si pemandangnya. Tergantung situasi kita. Jika kita sedang memandang seorang pemimpin, maka akan tersirat kharisma dan wibawa yang lahir dari sikap hidup yang bermartabat. Jika kita sedang sedih, yang tertangkap adalah wajah penuh rasa mengayomi, menentramkan, menyejukkan dan lembut. Tetapi saat kita sedang sembrono, maka akan tertangkap pancaran ketegasan tanpa kemarahan, sebuah sikap yang tidak bisa ditoleransi.
Aku menatap lagi, mencoba membuat datar hatiku, mengosongkan untuk memahaminya. Padahal jika diperhatikan sekilas wajah Ki Haryo sangat datar, tetapi aku melihat sorot matanya yang berubah-ubah sinarnya. Sorot mata yang merupakan cerminan pikirannya, bukan wajahnya. Aku baru memahami bahwa wajah adalah cerminan rasa, emosi. Sedang mata adalah cerminan pikiran, ternyata aura wajah dan mata adalah dua hal yang berbeda, yang tidak bisa disamakan. Aku mendapatkan pelajaran baru.
Seharusnya kamu mengukur dirimu, anakku
seberapa besar ukuran perutmu, seharusnya hanya seukuran kepalan tanganmu, itu seharusnya yang paling besar
maka ukurlah makanan yang masuk ke perutmu
jika sudah terlanjur besar, ikatlah agar mengecil kembali
agar tetap bisa seperti semula
tidaklah boleh perutmu lebih besar daripada ukuran hati dan jantungmu
karena ukuran perut adalah lambang besarnya nafsumu, nafsu mulutmu
lihatlah mulutmu, apakah lebih besar dari ukuran tanganmu,
maka dari mulut yang sekecil itu seharusnya engkau bisa mengukur seberapa besar yang bisa kau masukkan
nafsu bagaikan sebuah lorong panjang, lentur tak berujung, jika kamu turuti dia akan semakin membesar dan membesar, tak akan ada habisnya
nafsu itu yang akan membunuhmu
nafsu itu yang akan menghancurkanmu
nafsu itu yang akan membawamu kepada kegelapan
maka yang harus kau lakukan adalah membatasinya
jika itu panjang maka kau pendekkan
jika itu lentur maka kau kakukan
jangan dituruti
jangan diikuti
karena mengikutinya
sama saja engkau mengikuti setan
tanpa akhir, tanpa batas
tanpa ujung, tanpa ukuran
jika kamu mau memahami
nafsu itu besarnya adalah sama dengan besarnya dunia yang kau lihat dengan mata
maka besarnya nafsu adalah sama besarnya dengan dunia yang tak kau lihat dengan mata
artinya sangat besar
pahamilah anakku
jika kamu melihat dunia nyata dengan matamu, dengan keinginanmu, semua ingin kau miliki
semua ingin kau raih
demikian juga dengan nafsumu
nafsu bathin demikian juga
tidak pernah ada habisnya
engkau harus memahami dua hal itu dengan sama baiknya
pengendalian diri
pemahaman diri
dan kamu harus bisa memaksa dirimu untuk bisa melakukannya
anakku
(Ki Haryo melihat ke diriku utuh, dari atas sampai ke bawah. terlihat sorot mata prehaten. Sekilas, aku menangkap perasaan asih kepadaku, sebagai anak para sesepuh, sebagai harapan dan sebagai tumpuan kasih sayang. sangat sedikit , tapi aku menangkapnya. Terbersit rasa haru di hatiku. Iya, apapun, bagaimanapun kondisinya, sesepuh ini sangat mengasihiku. Dengan berbagai cara, dengan berbagai warna mereka menumpahkannya kepadaku dengan caranya masing-masing. Harapan mereka kepadaku tetap tidak dapat ditutupi, semua tercurah dari cara mereka membimbingku, menggembleng dengan segala laku dan pemahaman)
Aku tahu, semua yang kau jalani ini tidak mudah
tapi aku juga tahu, mengundurkan diri dari gelanggang bukanlah jalan keluar dari semua kesulitan ini
berhenti belajar juga bukan cara yang pas untuk menghadapi semua ini
Kita tidak punya pilihan, nduk
kita harus maju dan menang
kita harus berangkat dan berperang
kita harus bisa dan tetap di depan
atau kita akan mati dan hancur
pahamlah
kemunduranmu berarti kehancuran kita semua, kehancuran negeri ini
jangan sampai ada skenario cerita edyan berikutnya yang ra nggenah-nggenah untuk kamu
mereka itu cupet pikirnya
mereka itu sebenarnya sudah putus asa dengan semua yang sudah terjadi
kehancuran ini di depan mata
tapi seharusnya kamu masih bisa mengejarnya
seharusnya kamu masih bisa menjaganya
yang dibutuhkan adalah kekuatanmu
kemampuanmu
niatmu
dan ketahananmu untuk selalu bertahan walau apapun yang terjadi
tanpa jeda
tanpa henti
stabil
dan tetap kuat
(Aku menunduk, mengingat kondisiku hari ini. Luka-luka bekas perang masih jelas terlihat, masih basah berdarah. Kadang-kadang masih perih, ngilu mendera. Tapi aku berusaha meredamnya. Biar bagaimanapun melihat kedataran wajah Ki Haryo adalah sebuah kekuatan baru untukku. Cengkeram tangan Ki Haryo dilenganku adalah aliran kekuatan yang meredakan semua sesak dadaku karena menahan pilu, di sakitku dan di rasaku)
Aku memahaminya
aku mengerti
segala sakit yang kau alami
segala luka
segala tangis
dan tentu saja segala lara dan sepi yang mendera
tapi kamu juga harus mengerti anakku
bahwa jika kamu berhenti sampai di sini
jika kamu mengambil langkah untuk beristirahat semuanya akan hancur
semuanya akan berakhir, cerita tentang negeri ini
aku tahu ini tidak mudah
aku tahu semua ini benar-benar bagaikan buah simalakama
tapi anakku
kamu tidak punya pilihan lain
kamu harus berangkat berperang, apapun keadaanmu
Kami semua sudah melewati bagianmu ini, nduk
kami semua melewatinya
tetapi bagianmu adalah yang paling berat yang harus dilewati
bagianmu adalah bagian pembuka gerbang perjalanan berikutnya
semua menjadi tidak mudah
karena keadaanmu yang bukan siapa-siapa
tidak mudah karena kamu hidup di jaman di mana kawruh roso sudah ditinggalkan dan kamu harus belajar sendiri
lebih sulit lagi karena tidak ada yang bisa memahaminya
kesendirianmu juga bagian hal yang membuat semua ini tidak seimbang
walaupun dalam banyak hal keadaanmu yang berbeda inilah yang membuat kamu sekuat ini
tanpa tanggungan besar sebagai raja, sebagai adipati
tanpa orang melihatmu dalam kapasitas yang sangat tersembunyi membuat kamu bebas melakukan apa saja
apapun anakku
kami semua para sesepuh memahami situasi dan keadaanmu
(semakin aku rasakan, bahwa Ki Haryo tetap saja seperti sesepuh lainnya, ada rasa kasih sayang yang tercurah dan tertumpah yang tak terhingga. tetapi Ki Haryo adalah seorang yang sangat tegar, seorang yang sangat kukuh. Ingin membuat aku mampu melewati semua ini dengan baik)
Kabeh kuwi ono ukurane
cilikno ukuran wetengmu
mengko kowe dadi ngerti luweh cetho ukuran weteng akro pikire liyan
tambah padhang pikir lan rosomu
kabeh kuwi kethok oran ono tedheng aling-aling
ora ono watese
ben jangkahmu ora ono watese, maka kamu harus bisa membatasi makanmu
karena ukuran lambung dan usus yang besar akan menjadi beban langkahmu
karena apa yang kamu makan hanya akan menjadi sampah di dalam dirimu
masih mending menjadi sampah
mereka akan hidup dan mengambil tempat di dalam badanmu
menjadi penghuni baru
ingat hukum kekekalan energi
makanan hanyalah sebuah alat untuk melakukan perpindahan kehidupan
sebuah transformasi
dari tanah dan kembali ke tanah berwujud makanan
mahluk hidup hanyalah sebuah alat transformasi
tolong di pahami
dan anakku
kamu harus memahaminya dengan baik semua kejadian ini
kamu harus bisa melihat semuanya dengan jeli
supaya kamu memahami apa yang sebaiknya boleh kamu makan dan yang tidak boleh
membatasi jumlahnya
ingatlah bukan kamu yang ingin makan
tapi mereka yang ingin tinggal di dalam dirimu, maka jadilah kamu ingin makan
tolong kamu pikirkan hal itu
semua itu berbeda dari yang ada
ingatlah nduk
keadaamu saat ini sudah berbeda dari yang lainnya
semua mahluk berebut ingin menguasaimu
semau mahluk berebut ingin tinggal di dalam dirimu
kamu adalah tempat yang sempurna untuk tinggal
pahamilah itu anakku
pahamilah semua yang ada
langkah kakimu masih sangat akan panjang
masih banyak yang akan kau hadapi
dan berikutnya ini adalah langkah yang tidak mudah
karena kamu harus mampu membenturkan satu dengan yang lainnya
mampu membuat perang-perang kecil
mampu menghadirkan amarah dan kebencian
anakku
ingat jagalah mulutmu
jagalah dirimu
bentengilah dirimu dengan hal-hal yang sudah seharusnya mulai kamu lakukan dengan lebih tegas lagi
jika kamu mampu melewati semua ini
maka kamu akan memahami bahwa segalanya jelas akan lebih baik
tahapanmu bukan hanya bertambah tapi meloncat.