Jumat, 15 November 2013

Klenik, Kaitan Dunia Nyata dan Dunia Nyata

Klenik  sering dikaitkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia gaib, paranormal, dukun, mahluk halus, jimat, jin, siluman dan sejenisnya. Jika kita bicara klenik maka yang dipikirkan adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata dan dianggap mempunyai hubungan langsung dengan manusia.  

Heboh di dunia klenik dan kaitannya dengan politisi dimulai ketika Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik, termasuk salah satu pelakunya adalah  Jokowi. Tindakan Jokowi  nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Wasekjen PDIP Hasto Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum Jokowi naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia."Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata Hasto saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

Hasto mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik."Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas Hasto.

Bagi para akademisi, yang selalu menggunakan pola pemikiran ilmiah maka klenik dianggap musrik dan sudah tidak jamannya dipakai pada jaman sekarang ini. Boleh dibilang mereka membuat pernyataan  ngawur begitu karena itu memang bukan ranah dan wilayah kekuasaan keilmuan mereka. Sama saja orang ekonomi bicara ilmu tehnik, orang tehnik bicara ekonomi makro. Tidak nyambung, mungkin bisa jadi sangat tidak pas. Ibarat bicara matematika geometri  kepada orang buta huruf, bicara rumus integral kepada anak playgroup,  bukan pada tempatnya. 

Hal yang sama, ketika para pelaku spiritual, klenikus memberikan tanggapan, mereka  tidak dapat menjelaskan gambaran secara utuh hubungan antara dunia nyata dan dunia ghaib, dua dunia dalam satu kesatuan. Karena berbicara dengan para akademisi artinya berbicara menggunakan pemikiran ilmiah dan intelektual, dan lagi-lagi, biasanya ini menjadi tidak nyambung, karena memang bukan ranah dan wilayahnya. Akhirnya dua dunia ini hidup sendiri-sendiri. 

Saya akan jelaskan secara utuh kaitan dunia nyata dan kaitannya dengan dunia ghaib, dunia klenik. Sebenarnya dua bagian ini berhubungan langsung satu dengan yang lain.
Alam semesta terdiri dari dua dunia, dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang dapat dilihat dengan indra penglihatan secara langsung, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia yang tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indra penglihatan secara langsung. Dunia tidak nyata ini sering disebut dengan dunia ghaib, klenik, perdukunan. 

Dunia nyata adalah bagian dari alam semesta yang dihuni oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebenarnya ada lagi mahluk hidup yang tinggal di dalamnya, yaitu air, udara,  tanah, dan api. Sayang ke empat unsur alam ini  secara science tidak diakui sebagai mahluk hidup karena mereka tidak tumbuh dan bergerak. Bagi dunia spiritual Jawa dan China keempat unsur kehidupan ini adalah pembentuk dasar kehidupan di alam semesta, bagian dari setiap mahluk hidup. Pemahaman mahluk adalah segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, sedangkan yang diciptakan manusia adalah benda. Lhoh kok begitu. Contohnya mudah, silahkan Tanya kepada pawing hujan, air itu bisa diajak bicara, buktinya hujan bisa digeser. Saya yakin itu bukan kebetulan. Demikian juga dengan angin. Angin bagi pereda angin menjadi sesuatu yang bisa diredakan.

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang mengaku dirinya paling sempurna dibandingkan mahluk-mahluk lain karena memiliki akal. Iya, paling sempurna diantara mahluk hidup yang dapat dilihat dengan mata.
Dimanakah mahluk-mahluk hidup yang tidak kelihatan itu dan bagaimana hubungannya dengan dunia kita, dunia nyata? 

Perumpamaan sederhana ini dapat dipakai untuk menggambarkan alam semesta dan seisinya. Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam organ tubuh. Di dalam organ tubuh terdapat sel-sel pembentuk organ. Ada sel tulang, sel otot, sel di dalam daging, sel rambut, sel darah, dan seterusnya. Setiap sel masing-masing organ tidak bisa melihat sel di bagian organ lainnya. Sel tulang tidak bisa melihat sel mata, sel jantung tidak bisa melihat sel hati, demikian seterusnya. Mungkin bisa jadi hanya sel darah yang bisa melihat semua sel organ tubuh karena dia beredar di seluruh bagian tubuh. 

Semua sel itu hidup, berkembang biak dengan membelah diri. Sel tulang juga hidup karena selalu tumbuh dan berkembang biak, dari kecil menjadi besar, dari anak-anak menjadi dewasa. Kehidupan kecil selalu menjadi pendukung bagi kehidupan yang lebih besar demikian seterusnya, membentuknya menjadi satu mahluk, yaitu manusia. 

Demikian juga dengan alam semesta. Alam semesta yang dapat dilihat dengan mata adalah alam semesta yang dapat dilihat melalui raga, alam lahir. Sedangkan alam semesta yang tidak bisa dilihat dengan mata adalah alam semesta yang dapat dilihat melalui mata hati, melalui bathin, melalui proses spiritual. Dunia bathin, dunia yang berdampingan secara langsung dengan manusia dihuni oleh berbagai macam dimensi kehidupan. Dimensi Jin, dimensi arwah, dimensi siluman, dimensi bekasakan. Alam mereka juga berbeda-beda, dunianya sendiri-sendiri. Mereka hidup dalam kelompoknya. Seperti ikan hidup dengan sesama ikan di kolam. Seperti semut hidup bersama semut di dalam habitatnya. Belum tentu tiap bagian bisa melihat bagian yang lainnya. 

Pembelajaran bathin yang dilakukan manusia untuk memahami semua itu adalah mendalami  ilmu bathin tertinggi, yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dalam proses kehidupan menjalani yang wajib dan yang sunnah dengan iklas, pasrah kepadaNya. Bagi para manusia yang mampu mengurangi dan mematikan keinginan nafsu badaniah dan lahiriah  maka dunia bathin ini menjadi sesuatu yang bisa dilihat dengan jelas. Mempelajarinya sama halnya mempelajari keilmuan di dunia nyata. Mereka hidup, berbahasa (bahasa universal), berkomunikasi. Berdampingan langsung dengan kita. 

Masak mau bilang dunia ghaib tidak ada, wong jelas dan nyata. Masak mau dibilang bukan jin, wong yang terlihat memang jin dan siluman. Seandainya semua manusia bisa memahami dunia ghaib secara jelas maka, betapa mengerikannya bahwa di dalam darah manusia adalah tempat tinggal para mahluk ghaib yang paling nikmat selain batu akik dan tosan aji. Masyarakat Bali memberikan tempat buat para mahluk ghaib yang hidup di sekitar mereka dengan adanya patung dan pure. Diakui dengan adanya keseimbangan dalam hidup berdampingan yang saling menghargai dapat dilihat, masyarakat Bali lebih nyaman, bahkan karena alam yang terjaga justru menarik para wisatawan yang memberikan kehidupan kepada masyarakat Bali. Maka benarlah kata filosofi, jagalah alam, maka alam akan menjagamu. Hidupkanlah alam, maka alam akan menghidupimu. Filosofi Bung Karno dengan dedication of lifenya, mengabdi kepada kehidupan. Demikian juga Sri Sultan HB IX, hidup dan menghidupkan. 

Tanpa disadari, agama adalah salah satu bagian dunia yang tidak terlihat ini. Ajaran agama mengajari kebenaran universal yang berlaku di semua dimensi. Aturan dan tatanan yang diakui kebenarannya di semua lapisan dimensi nyata dan ghaib. Proses transformasi kehidupan melewati dua dunia saling bergantian, lahir dan mati. Lahir di dunia nyata dan mati masuk ke dunia ghaib. Doa yang dipanjatkan adalah harapan dan kerja manusia di dunia ghaib. Dogma agama dan keyakinan yang dimanifestasikan dalam doa dan ibadah adalah benang merah antara dunia bathin dan dunia nyata, untuk menjalankan proses kehidupan agar sesuai dengan yang diharapkan. 

Di dalam alam semesta ini terjadi banyak transformasi kehidupan. Semua mahluk hidup dan mati  mengalami siklus,  daur alam dan kehidupan.  Siklus tidak hanya terjadi pada air, udara (melalui fotosintesis),  dan tanah .  Begitu juga tumbuhan, binatang, dan manusia.  Siklus ini melalui berbagai fase, fase yang tertangkap oleh indra dan yang tidak tertangkap oleh indra manusia.

Contoh: Ikan mati, selesai fase kehidupan di dunia, berikutnya jasadnya melapuk menjadi tanah (daur tanah), kemanakah rohnya? Roh ikan akan hidup di dalam dimensi yang tidak terlihat oleh manusia. Dan akan kembali ke dunia lagi apabila ada suatu keadaan yang akan memungkinkan untuk lahir atau muncul di habitat yang sesuai. Bisa saja roh ikan akan bertransformasi di dimensi lain, di luar kehidupan bumi. Karena perjalanan antar dimensi sangat memungkinkan bagi mahluk berwujud roh. Roh adalah mahluk yang tidak mengenal batas ruang dan waktu.

Gambaran di atas bisa menjawab mungkinkah ilmuwan menemukan mahluk hidup di luar angkasa? Ataukah manusia akan hidup di luar angkasa? Maka saya akan menjawab bahwa setiap mahluk hidup mempunyai habitat sendiri-sendiri, dan jangan keluar dari habitatnya karena mereka akan mati. kecuali ikan di bawa ke tempat lain dengan airnya. Tanaman dipindahkan dengan tanahnya, demikian seterusnya.

Kehidupan mempunyai  lapisan-lapisan  dimensi dengan segala variasinya, dan manusia menempati dimensi bumi. Maka di planet-planet yang lain juga ada kehidupan, karena disana ada dimensi. Tetapi yang harus diterima adalah bahwa kehidupan di tempat lain tidak bisa dilihat oleh indra. Maka jangan pernah bermimpi untuk menemukan kehidupan yang tertangkap oleh mata di planet yang lain. Jika kita melihat pohon beringin yang sudah sangat tua dan besar  dengan mata telanjang, adakah kehidupan di sana? Jawabannya iya, jika itu serangga dan sejenisnya. Tetapi bagi mata bathin yang hidup bisa saja jawabannya menjadi seperti ini. Di pohon beringin itu ada seorang peri, ada gendruwo, ada siluman. Sangat memungkinkan, dan itu adalah hal nyata di kehidupan ini. Tidak nyata buat ilmuwan karena mereka tidak melihat. Hidupkanlah bathinmu dan kamu akan mengerti akan apa yang ada di sana.

Manusia terdiri dari badan wadag (raga), pikiran, dan perasaan. Setiap bagian harus diolah secara seimbang. Sesuai dengan porsinya agar tidak njomplang. Badan wadag diberi makanan dengan  olah kanuragan hingga badan tetap sehat dan bisa menjalani hidup dengan baik. Pikiran berada di akal manusia dan diolah dengan belajar secara nyata di sekolah-sekolah. Membaca dan menulis, berhitung adalah bagian dari pengolahan pikiran. Indikasi keberhasilannya adalah kecerdasan intelektual. Dan saat ini, termasuk akademisi banyak  mengolah dengan baik pada dua bagian ini.

Yang terakhir adalah perasaan, kalbu atau hati. Ada yang bilang tempatnya di jantung, tetapi ada juga yang bilang tempatnya di hati. Tetapi sebenarnya keduanya sama saja, yaitu  untuk olah roso, olah hati. Olah roso dilakukan dengan mematikan raga menghidupkan bathin. Atau mencari cahaya, hati nurani, mata hati, apapun namanya. Pengolahan hati berbanding terbalik dengan pengolahan raga. Kenikmatan raga adalah memenuhi keinginan diri, dan kenikmatan hidup. Sedangkan kenikmatan raga mematikan mata hati, mematikan mata bathin. Jika manusia hanya mengolah pikiran saja tanpa mengolah bathin ibarat seperti monyet dipakaikan baju

Semua harus diberikan seimbang sesuai dengan porsinya masing-masing. Agar manusia bisa menjalani hidup dalam sebuah harmoni dan keselarasan dengan semesta. Di dalam ajaran Islam dimaknai dalam istilah manusia sebagai rahmatan Lil Alamin.  

Jika ada lagi yang bicara tentang kemusrikan, klenik itu bohong dan tidak logis, maka perlu bagi yang bersangkutan untuk mengolah ekcerdasan spiritualnya dengan menjalankan  ilmu bathin tertinggi dengan iklas dan pasrah, mengerjakan yang sunah selain yang wajib. Maka di sanalah akan ditemukan jawaban kehidupan.  

Hidup adalah keseimbangan. Semua sesuai dengan porsinya. Lahir dan bathin, akal dan rasa. Hidupkanlah bathinmu dengan mematikan ragamu, maka kamu akan melihat dengan rasa, dengan hati sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh raga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar